REVOLUSI PENDIDIKAN

Pada suatu hari, saya bertemu dengan Pak Bob Sadino. beliau adalah seorang pengusaha yang banyak sekali mendapatkan pengalaman tentang berwirausaha dan juga pendidikan. pada saat itu saya berbincang-bincang tentang kehidupan pendidikan yang ada di Indonesia, karena bagi saya pendidikan di negeri ini sangat begitu memprihatinkan.

"Yang saya lihat sekarang ini bukan pendidikan, tapi pengajaran. Artinya, para guru itu hanya memindahkan isi kepala si guru ke kepala si murid, sudah!"Bob Sadino
"Sistem pendidikan kita salah," tegas Bob Sadino. "Kalau ditanya yang benar seperti apa, saya tidak bisa uraikan, karena saya ini orang jalanan. Tapi saya bisa memberi referensi. Menurut saya, sekolah tinggi yang benar itu ya seperti sekolah tinggi kedokteran. Kenapa? Karena sejak awal, selain belajar teori mereka juga harus belajar praktik. Terus berproses hingga akhir masa studi mereka.Itu ideal menurut saya," papar Bob tentang ide-idenya yang sangat sederhana.
Kondisi yang berbalikan tampak dalam model pengajaran di sekolah tinggi pertanian. Menurut Bob, sejak awal sekolah-sekolah tinggi pertanian tidak membawa mahasiswanya ke lapangan, sampai akhir studi mereka. "Tidak pernah praktik, tidak pernah pegang pacul, sampai akhir teori atau kuliah mereka," katanya. Alhasil, sekolah-sekolah tinggi universitas-universitas, atau institut-institut pertanian hanya memproduksi sarjana pertanian memproduksi sarjana pertanian yang tahu cara bertani, tetapi aslinya tidak bisa bertani, apalagi mau jadi petani. Yang terjadi kemudian malah banyak sarjana pertanian yang memilih kerjadi bank-bank, jadi wartawan, termasuk di perusahaan-perusahaan teknologi nonpertanian. Menurut Bob, ini sangat ironis.
"Yang saya lihat sekarang ini bukan pendidikan, tapi pengajaran. Artinya, para guru itu hanya memindahkan isi kepala si guru ke kepala si murid, sudah!" Prihatin, tetapi tidak heran dengan kondisi di atas. Para sarjana kita di kondisikan oleh sistem pendidikan yang hanya mengajarkan tahu dan tidak pernah mau memedulikan untuk bisa.
Mereka adalah output sistem yang hanya berkutat pada bagaimana supaya tahu lebih banyak, bukan bisa lebih banyak. Hasilnya, pantas saja kalau setiap tahunnya perguruan- perguruan tinggi di Indonesia hanya memproduksi pengangguran terdidik yang baru.
Setelah perbincangan singkat saat itu, kemudian saya begitu sering berkunjung ke rumah beliau untuk sekedar ngobrol santai dan saling bertukar pikiran. Kemudian saya berencana untuk membuat sebuah sekolah online yang mungkin nantinya akan dikembangkan ke dalam dunia nyata. berbekal konsep "banyak praktik" inilah akhirnya saya berhasil membuat sebuah sekolah online yang saya namai dengan Kim School, meskipun sekolah ini hanya sebuah sekolah berbasis online, tapi saya harap ini akan menjadi sesuatu yang besar di kemudian hari.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: